THE POWER OF SILAHTURAHMI
Dari Abu Hurairah r.a, Rosulullah saw bersabda, “Ada seorang laki-laki bersilaturahim ke saudaranya yang tinggal di desa lain, maka Allah mengutus seorang malaikat untuk menemuinya. Tatkala bertemu dengan lelaki tersebut maka malaikat bertanya, “Hendak kemanakah saudara?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin bersilaturahim ke saudaraku di desa ini.” Malaikat kembali bertanya, “Apakah kamu menziarahinya karena ada sesuatu kenikmatan yang akan engkau raih?“ Lelaki tersebut menjawab, “Tidak, saya melakukan silaturahim ini semata-mata kecintaan saya terhadapnya karena Allah.” Malaikat kemudian berkata, “ Sesungguhnya saya diutus Allah untuk menemui kamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim).
Sahabat, kehidupan ini merupakan aktivitas sosial yang harus dilakoni oleh setiap manusia karena ia merupakan makhluk sosial yang sangat bergantung terhadap sesama. Kehidupan ini akan sukses bilamana antar individu saling menghormati, menghargai, harmonis, dan bersaudara. Sebaliknya, ia akan gagal bilamana antar individu saling cekcok, buruk sangka, dan egois. Di sinilah perlu adanya perekat jika timbul ketidakharmonisan atau terjadi percekcokan dalam hubungan antara sesama manusia.
Maka, harus dilakukan suatu usaha untuk menentramkan kembali ikatan persaudaraan dengan melakukan silaturahim. Sekilas, silaturahmi merupakan hal yang sepele namun bila kita mau mengkaji dan mentadaburi ayat-ayat Allah swt dan sabda Rosulullah saw maka kita dapatkan keutamaan dan keistimewaan yang membangkitkan semangat salafunas-sholeh (generasi sebelum kita) untuk berlomba-lomba menerapkannya. Dalam salah satu perintah-Nya, Allah swt berfirman, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.” (QS. 4:1).
Dan pada ayat lainnya Allah menguatkan, “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. 13:21). Bahkan Rosulullah saw menandaskan bahwa hanya orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat yang paling gigih menerapkannya. Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda “… barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil di atas merupakan landasan syar’i akan perlunya silaturahim antar anggota masyarakat bahkan perintah yang semestinya kita terapkan. Dan bila kita kembali mengkaji dan mentadaburi pedoman hidup kita (Al Qur`an dan As Sunah), maka Allah dan Rosul-Nya tidak semata memerintahkan umatnya untuk menerapkan perintahnya tanpa memberi tahu keutamaan pelaksanaannya dan ancaman meninggalkan atau memutus hubungan silaturahmi.
Keutamaan silaturahmi
Diantara keutamaan yang akan diraih oleh orang yang selalu melakukan silahturahmi :
1. Akan diluaskan rizkinya. Rosulullah saw bersabda, “ Barang siapa yang suka diluaskan rizki dan
dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, Muslim dan
Abu Dawud).
2. Akan diperpanjang umurnya.
3. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt. Dari ‘Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda,
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang
menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang
memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Akan dimasukan kedalam golongan yang beriman kepada Allah dan hari akherat. Dari Abu Hurairah ra
sesunguhnya Rosulullah saw bersabda, Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka
lakukanlah silaturahmi (HR. Bukhari dan Muslim).
Sedangkan ancaman dan akibat yang akan didapat oleh orang yang memutus hubungan silaturahmi sbb :
1. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt.
Rosulullah saw bersabda, "...dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan
hubungan dengannya" (HR. Bukhari, dan Muslim).
2. Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat.
3. Akan sempit rizkinya.
4. Akan pendek umurnya.
5. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam. (QS.13:25 & 47:22,23)
6. Tidak masuk surga. Dari Abu Muhammad Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah beberapa keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang meninggalkannya.
Etika silaturahmi
Dalam melakukan silaturahmi kitapun harus memperhatikan beberapa etika silaturahmi sehingga membuahkan faidah yang baik bagi kedua belah pihak dan tidak mendzolimi teman yang kita ziarahi. Diantara etika tersebut :
1. Silaturahmi yang dilakukan semata-mata karena Allah swt bukan karena dunia atau tujuan lainnya.
Mungkin kisah diatas merupakan gambaran nyata sebagai barometer suri teladan.
2. Membawa hadiah untuk saudara yang akan diziarahi. Rosulullah saw bersabada, Saling berbagi
hadiahlah diantara kalian maka kalian akan saling mencintai.
3. Memperhatikan waktu silaturahmi. bila kita ingin bersilaturahmi maka kita harus memperhatian objek
yang kita akan diziarahi, karena antar individu berbeda dalam jadwal kerja dan aktivitas. Mungkin di
antara mereka ada yang bisa menerima tamu pada waktu asar namun diantara mereka tidak bias
menerimanya.
4. Dan hal yang sangat penting adalah masa ziarah yang kadang kita kebablasan sedangkan tuan
rumah memiliki aktivitas lain yang harus dikerjakan dan malu untuk mengungkapkannya karena takut
akan menimbulkan persepsi negatif penziarah terhadap dirinya.
Inilah beberapa hal tentang silaturahmi, semoga hal ini bisa memacu kita untuk berlomba-lomba dalam menerapkannya, Amin.
SUMBER:
http://fahima.org - by Dewi Noor Ainy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar